Menurut Mazhab Al-Hanafiyah
Al-Kasani (w. 587 H) menuliskan di dalam kitabnya Badai Ash-Shanai fi Tartib Asy-Syarai sebagai berikut :
اعتبار الغنى وهو أن يكون في ملكه مائتا درهم أو عشرون دينارا أو شيء تبلغ قيمته ذلك سوى مسكنه وما يتأثث به وكسوته وخادمه وفرسه وسلاحه وما لا يستغني عنه وهو نصاب صدقة الفطر
yang dimaksud dengan cukup mampu adalah dia memiliki uang sejumlah 200 dirham atau 20 dinar atau sesuatu yang seharga itu selain tempat tinggalnya dan apa yang menghiasinya, pakaianya, pembantunya, kudanya / tungganganya, senjatanya dan apa yang menjadi kebutuhanya dan itu adalah nishob zakat fitri
Al-Kasani Badai Ash-Shanai fi Tartib Asy-Syarai, jilid 10 hal. 254
Ibnul Humam (w. 681 H) menuliskan di dalam kitabnya Syarah Fath Al-Qadir sebagai berikut :
واليسار لما روينا من اشتراط السعة ومقداره ما يجب به صدقة الفطر وقد مر في الصوم
.....Dan kemudahan (ekonomi) sebab riwayat adanya pensyaratan kelapangan (ekonomi). Batasannya adalah sekiranya sudah wajib baginya untuk berzakat fitrah, yang penjelasan ada di bab puasa.
Ibnul Humam Syarah Fath Al-Qadir, jilid 9 hal. 509
Ibnu Abdin (w. 1252 H) menuliskan di dalam kitabnya Raddu Al-Mukhtar ala Durr Al-Mukhtar sebagai berikut :
واليسار إلخ) بأن ملك مائتي درهم أو عرضا يساويها غير مسكنه وثياب اللبس أو متاع يحتاجه إلى أن يذبح الأضحية
Mampu (qurban) adalah jika orang tersebut memiliki 200 dirham atau harta yang sama nilainya, selain rumah, pakaian dan perabot yang dia butuhkan sampai waktu dia menyembelih.
Ibnu Abdin Raddu Al-Mukhtar ala Durr Al-Mukhtar, jilid 6 hal. 312
Sedangkan menurut Mazhab Al-Malikiyah
Ibnu Juzai Al-Kalbi (w. 741 H) menuliskan di dalam kitabnya Al-Qawanin Al-Fiqhiyah sebagai berikut :
وَأَن يقدر عَلَيْهَا وَأَن لَا تجحف بِهِ وَإن قدر وَقَالَ ابْن حبيب إن وجد الْفَقِير من يسلفه فيتسلف ويشتريها
(salah satu syarat berqurban) harus mampu berqurban dan tidak memaksakan diri walaupun (sebenarnya)mampu. Ibnu Hubaib berpendapat, jika orang fakir menemukan orang yang meminjamkannya uang, maka hendaknya ia meminjam dan membeli hewan qurban.
Ibnu Juzai Al-Kalbi Al-Qawanin Al-Fiqhiyah, jilid 1 hal. 125
sedangkan menurut Mazhab Al-Hanabilah
Ibnu Taimiyah (w. 728 H) menuliskan di dalam kitabnya Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah sebagai berikut :
ووجوبها حينئذ مشروط بأن يقدر عليها فاضلا عن حوائجه الأصلية
Kewajiban (berqurban) disyaratkan jika dia mampu dan (hartanya) sudah melebihi kebutuhan pokoknya (al-hajah al-ashliyah).
Ibnu Taimiyah Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah, jilid 26 hal. 164
terimakasih sudah mengunjungi blog ini..
semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment